Jumat, 10 Juli 2020

Pengalaman Work Form Home


     Selama Work Form Home ini awalnya saya merasa sangat bosan karena diharuskan beraktivitas hanya di dalam rumah namun demi berpartisipasi mencegah penularan virus corona mau tidak mau saya mengikuti protokol pemerintah untuk work form home termasuk kegiatan perkulihan. Selama empat bulan terakhir ini saya tidak keluar rumah, mengerjakan semua tugas di rumah setiap harinya. Untuk pertama kalinya saya melakukan kegiatan rapat dan seminar melalui daring, rasnaya tentu sangat berbeda apalagi jika ada kendala koneksi memperhambat jalannya.   Positifnya selama WFH ini saya dapat membantu ibu selama di rumah, lebih dekat dan sering berkumpul dengan keluarga. Kegiatan lainnya yang saya lakukan adalah berolahraga dirumah. Setelah berolahraga saya bisa menyiapkan sarapan. Memasak masakan sehat adalah hal yang menyenangkan, saya tahu betul apa yang akan saya konsumsi, bahkan nilai gizi di baliknya. Setelah sarapan, saya bisa mencuci piring, mencuci baju, mengepel lantai dan menyapu. Setelah semua tampak bersih, rapi dan kinclong, saya bisa mandi pagi. Kalau di hari-hari biasa kita terburu-buru mandi, maka kali ini saya perlu menikmatinya. Semakin lama saya merasakan WFH ini saya merasa nyaman dan terbiasa serta menikmatinya. Banyak hikmah yang tentunya dapat saya ambil dari kejadian luar biasa ini. Semoga kita selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Jadi mari kita nikmati work form home!!


Undang-undang (UU) No. 20 Tahun 2008


  Bagi calon pengusaha/pengusaha, penyelenggara pemerintah,pemerintah daerah,konsultan pendamping UMKM,KKMB dan pemangku kepentingan UMKM lainnya perlu kiranya memahami hal-hal berikut :
1.      Azas-azas Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM)
Berdasarkan Bab II Pasal 2 beserta penjelasannya pada UU  Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM azas-azasnya  antara lain ; (1) azas kekeluargaan,yaitu azas yang melandasi upaya pemberdayaan UMKM sebagai bagian dari perekonomian  nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas dasar demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,efesiensi berkeadilan,berkelanjutan,berwawasan lingkungan,kemandirian,keseimbangan,kemajuan,dan kesatuan ekonomi nasional untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.(2) Azas demokrasi ekonomi,yaitu pemberdayaan UMKM diselenggarakan sebagai kesatuan dari pembangunan perekonomian nasional untuk mewujudkan kemakmuran rakyat.(3) Azas kebersamaan,yaitu azas yang mendorong peran seluruh UMKM dan dunia usaha secara bersama-sama dalam kegiatannya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.(4) Azas efesiensi berkeadilan,yaitu azas yang mendasari pelaksanaan pemberdayaan UMKM dengan mengedepankan  efesiensi berkeadilan dalam  usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil,kondusif,dan berdaya saing.(5) Azas berkelanjutan,yaitu azas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses pembangunan melalui pemberdayaan UMKM yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga terbentuk perekonomian yang tangguh dan mandiri.(6) Azas berwawasan lingkungan,yaitu azas pemberdayaan UMKM yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.(7) Azas kemandirian,yaitu azas pemberdayaan UMKM yang dilakukan dengan tetap menjaga dan mengedepankan potensi,kemampuan,dan kemandirian UMKM.(8) Azas keseimbangan kemajuan,adalah azas pemberdayaan UMKM yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.(9) Azas kesatuan ekonomi nasional,adalah azas pemberdayaan UMKM yang merupakan  bagian dari pembangunan kesatuan ekonomi nasional.
1.      Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM
Menurut Bab II Pasal 4 dan Pasal 5 UU No.20/2008 tentang UMKM,prinsip dan tujuan pemberdayaan UMKM adalah sbb :
1.      Prinsip pemberdayaan UMKM
A.    Penumbuhan kemandirian,kebersamaan,dan kewirausahaan UMKM untuk berkarya dengan prakarsa sendiri
B.     Mewujudkan kebijakan public yang transparan,akuntabel,dan berkeadilan
C.     Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi UMKM
D.    Peningkatan daya saing UMKM
E.     Penyelenggaraan perencanaan,pelaksanaan,dan pengendalian secara terpadu
2.      Tujuan pemberdayaan UMKM
A.    Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,berkembang,dan berkeadilan
B.     Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang tangguh dan mandiri
C.     Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah,penciptaan lapangan kerja,pemerataan pendapatan,pertumbuhan ekonomi,dan pengentasan kemisikinan
D.    Kriteria-kriteria UMKM
Berdasarkan Pasal 6 beserta penjelasannya,UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM,kriteria UMKM adalah sebagai berikut  :
1)      Kriteria Usaha Mikro
1.      Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000.- (lima puluh juta rupiah) diluar tanah dan bangunan tempat usaha ; atau
2.      Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000.-(tiga ratus juta rupiah)
2)      Kriteria Usaha Kecil
1.      Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000.-(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000.-(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;atau
2.      Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000.-(tiga ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp2.500.000.000.-(dua milyar lima ratus juta rupiah)
3)      Kriteria Usaha Menengah
1.      Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000.-(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000.-(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;atau
2.      Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000.-(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp50.000.000.000.-(lima puluh milyar rupiah)
Yang dimaksud dengan kekayaan bersih adalah hasil pengurangan total nilai kekayaan usaha (asset) dengan total nilai kewajiban,tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.Yang dimaksud dengan hasil penjualan tahunan adalah hasil penjualan bersih (netto) yang berasal dari penjualan barang dan jasa dalam satu tahun buku.


Selasa, 19 Mei 2020

Artificial Neural Network Artificial


Artificial Neural Network Artificial (ANN) atau Jaringan Syaraf Tiruan merupakan sebuah teknik atau pendekatan pengolahan informasi yang terinspirasi oleh cara kerja sistem saraf biologis, khususnya pada sel otak manusia dalam memproses informasi. Elemen kunci dari teknik ini adalah struktur sistem pengolahan informasi yang bersifat unik dan beragam untuk tiap aplikasi. Neural Network terdiri dari sejumlah besar elemen pemrosesan informasi (neuron) yang saling terhubung dan bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan sebuah masalah tertentu, yang pada umumnya dalah masalah klasifikasi ataupun prediksi. Cara kerja Neural Network dapat dianalogikan sebagaiman halnya manusia belajar dengan mengunakan contoh atau yang disebut sebagai supervised learning. Sebuah Neural Network dikonfigurasi untuk aplikasi tertentu, seperti pengenalan pola atau klasifikasi data, dan kemudian disempurnakan melalui proses pembelajaran. Proses belajar yang terjadi dalam sistem biologis melibatkan penyesuaian koneksi sinaptik yang ada antara neuron, dalam halnya pada Neural Network penyesuaian koneksi sinaptik antar neuron dilakukan dengan menyesuaikan nilai bobot yang ada pada tiap konektivitas baik dari input, neuron maupun output.
            Neural Network memproses informasi berdasarkan cara kerja otak manusia. Dalam hal ini Neural Network terdiri dari sejumlah besar elemen pemrosesan yang saling terhubung dan bekerja secara paralel untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Di sisi lain, komputer konvensional menggunakan pendekatan kognitif untuk memecahkan masalah.
Contoh
            Contohnya pengenalan daun untuk klasifikasi tanaman, pemodelan multivariat deret waktu sumber daya air, prakiraan harga minyak sawit, prakiraan keuntungan saham dan prakiraan kebutuhan energi.  Pada penelitian ini ANN digunakan untuk membangun sebuah model pemetaan soal UN matematika secara mudah berdasarkan bank data hasil laporan UN yang dikeluarkan oleh pusat penilaian pendidikan balitbang diknas dan BSNP.

Genetic Algoritma


Teknik pencarian dalam bidang komputasi untuk menemukan solusi benar atau pendekatan untuk masalah optimasi dan pencarian. Teknik dalam GA didasarkan pada biologi evolusioner seperti pewarisan, mutasi, seleksi dan crossover. GA diimplementasikan sebagai proses simulasi yang dijabarkan sebagai berikut: Populasi dari representasi abstrak (disebut kromosom, genotip, atau genom) dari candidate solution (disebut individual, atau fenotip) dari optimasi yang berevolusi ke solusi yang lebih baik. Biasanya solusi direpresentasikan ke dalam string biner. Evolusi dimulai dari populasi dari individu yang dihasulkan secara random dan terjadi dalam generasi. Di setiap generasi, fitness dari setiap individu dalam populasi dievaluasi, beberapa individu dipilih secara stokastik (berdasarkan fitness) dan dimodifikasi (crossover dan kemungkinan mutasi) untuk membentuk populasi baru.
           Populasi baru lalu dimanfaatkan untuk iterasi selanjutnya. Secara umum, algoritma selesai jika telah menghasilkan generasi maksimum atau hasil dalam populasi dirasa memuaskan (berdasarkan berbagai parameter). Representasi standar dari solusi adalah array of bits, karena memudahkan operasi crossover. Fungsi fitness didefinisikan dari representasi genetis dan kualitas dari representasi solusi. Setelah keduanya didefinisikan, GA berlanjut ke inisialisasi populasi dari solusi secara acak, lalu berkembang lewat perulangan aplikasi mutasi, crossover dan seleksi.
Contoh
            Jika kromosom kita memiliki nilai biner 0 dan 1 maka jika secara acak titik mutasi yang terpilih memiliki nilai 1, nilai ini akan ditukar menjadi nilai 0 atau sebaliknya. Hasil dari operator mutasi ini adalah turunan baru yang selanjutnya akan kembali diuji pada funsi fitness untuk melihat kelayakan populasi baru dari hasil proses GA ini sebagai kandidat solusi dari masalah yang diberikan. Proses pengujian fitness, seleksi,crossover dan mutasi akan dilakukan secara berulang sedemikian hingga telah dipenuhi salah satu kontrol perulangan proses GA berikut yaitu iterasi, konvergensi atau nilai fitness.

Fuzzy Logic


Fuzzy Logic adalah suatu cabang ilmu Artificial Intellegence, yaitu suatu pengetahuan yang membuat komputer dapat meniru kecerdasan manusia sehingga diharapkan komputer dapat melakukan hal-hal yang apabila dikerjakan manusia memerlukan kecerdasan. Konsep fuzzy logic kemudian berhasil diaplikasikan dalam bidang kontrol oleh E.H. Mamdani. Sejak saat itu aplikasi fuzzy berkembang kian pesat. Di tahun 1980-an negara Jepang dan negara-negara di Eropa secara agresif membangun produk nyata sehubungan dengan konsep fuzzy logic yang diintegrasikan dalam produk-produk kebutuhan rumah tangga seperti vacuum cleaner, microwave oven dan kamera video.  Sementara pengusaha di Amerika Serikat tidak secepat itu mencakup teknologi ini. Fuzzy logic  berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir. Terdapat lebih dari dua ribu produk dipasaran yang menggunakan konsep fuzzy logic, mulai dari mesin cuci hingga kereta berkecepatan tinggi. Setiap aplikasi tentunya menyadari beberapa keuntungan dari fuzzy logic seperti performa, kesederhaan, biaya rendah dan produktifitasnya.
Konsep Fuzzy Logic
·         Fuzzy logic umumnya diterapkan pada masalahmasalah yang mengandung unsur ketidakpastian (uncertainty), ketidaktepatan (imprecise), noisy, dan sebagainya.
·         Fuzzy logic menjembatani bahasa mesin yang presisi dengan bahasa manusia yang menekankan pada makna atau arti (significance).
·         Fuzzy logic dikembangkan berdasarkan cara berfikir manusia
Contoh
·         Contoh 1 : Seseorang dikatakan “tinggi” jika tinggi badannya lebih dari 1,7 meter. Bagaimana dengan orang yang mempunyai tinggi badan 1,6999 meter atau 1,65 meter, apakah termasuk kategori orang yang tinggi? Menurut persepsi manusia, orang yang mempunyai tinggi badan sekitar 1,7 meter dikatakan “kurang lebih tinggi” atau “agak tinggi”.

Standar Biaya


Standar biaya adalah harga satuan unit biaya yang berlaku pada masing-masing wilayah atau daerah. Penetapan standar biaya akan membantu penyusunan anggaran belanja suatu program atau kegiatan bagi Daerah yang bersangkutan. Pengembangan standar biaya harus dilakukan secara terus-menerus sesuai dengan perubahan harga yang berlaku di masing-masing wilayah atau daerah tersebut.
            Evaluasi kinerja merupakan suatu hal yang penting dalam manajemen kinerja, karena evaluasi kinerja merupakan proses penilaian secara sistematis terhadap keberhasilan dan/atau kegagalan suatu kebijakan atau program dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi kinerja bermanfaat sebagai sumber informasi dalam pengambilan keputusan untuk melanjutkan, melakukan perbaikan, ataupun menghentikan suatu kebijakan, program dan kegiatan pembangunan.
Evaluasi kinerja memiliki karakteristik khusus, yaitu:
a.       Evaluasi kinerja menekankan pada penilaian terhadap dampak suatu kebijakan, program, kegiatan, dan tata cara untuk melakukan penilaian terhadap tujuan dan sasaran kebijakan dan program.
b.      Evaluasi kinerja menekankan keterkaitan antara pencapaian tujuan dan sasaran dengan fakta. Hal ini berarti bahwa pengukuran kinerja suatu kebijakan, program, dan kegiatan tidak hanya memperhitungkan persepsi seseorang, kelompok masyarakat atau seluruh masyarakat terhadap manfaat kebijakan, program, dan kegiatan tersebut, tetapi perlu didukung oleh bukti nyata bahwa dampak yang timbul merupakan konsekuensi dari hasil serangkaian tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan.
c.       Evaluasi kinerja berorientasi pada kinerja saat ini dibandingkan dengan kinerja masa lalu. Dengan kata lain, evaluasi kinerja bersifat retrospektif terhadap kinerja saat ini atas pelaksanaan kegiatan (ex post). Hasil evaluasi kinerja berupa rekomendasi yang bersifat prospektif untuk perbaikan kebijakan di masa depan dan sebelum tindakan di masa depan dilakukan (ex ante).
d.      Evaluasi kinerja dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan secara menyeluruh. Evaluasi kinerja terhadap suatu kebijakan atau program seringkali sangat krusial dan menentukan pelaksanaan kebijakan atau program lainnya.
Ukuran-ukuran untuk menilai dan meningkatkan kinerja organisasi secara cepat dan komprehensif harus dibatasi jumlahnya. Pemilihan atas ukuran kinerja organisasi akan menghasilkan kerangka kerja pengukuran yang berbeda-beda. Umumnya, ukuran kinerja dapat dikelompokkan ke dalam satu dari enam kategori berikut ini, yaitu:
a.       Efektif, Indikator ini mengukur tingkat kesesuaian output yang dihasilkan dalam mencapai sesuatu yang diinginkan.
b.      Efisien, Indikator ini mengukur tingkat kesesuaian proses menghasilkan output dengan biaya serendah mungkin.
c.       Kualitas, Indikator ini mengukur tingkat kesesuaian antara produk atau jasa yang dihasilkan dengan kebutuhan dan harapan konsumen.
d.      Produktivitas, Indikator ini mengukur tingkat produktivitas (kemampuan untuk menghasilkan nilai tambah) suatu organisasi.
e.       Ketepatan Waktu, Indikator ini untuk mengukur apakah suatu pekerjaan dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.
f.       Keselamatan, Indikator ini mengukur kesehatan organisasi secara keseluruhan serta lingkungan para pegawai ditinjau dari aspek keselamatan.


Biaya Penanganan Material

              Biaya penanganan material merupakan suatu biaya yang timbul akibat adanya aktivitas material dari satu mesin ke mesin lain atau dari satu departemen ke departemen lain yang besarnya ditentukan sampai pada suatu tertentu (Sutalaksana, 1997). Tujuan utama biaya penanganan material adalah mengetahui cara terbaik dalam memindahkan material serta mengurangi biaya. Aliran yang dialami oleh bahan dari departemen pertama yaitu gudang bahan baku (receiving) menuju departemen terakhir yaitu gudang produk jadi (shipping). Aliran pertama dimulai dari departemen gudang bahan baku (receiving) menuju setiap departemen yang ada seperti departemen fabrikasi, pemotongan, perakitan, penghalusan, pengecatan, pengemasan dan menuju departemen terakhir departemen gudang produk jadi (shipping). Selain itu terdapat pula aliran pemindahan bahan dari receiving langsung menuju ke meja perakitan, meja pengecatan dan meja pengemasan. Hal tersebut dilakukan pada saat pemindahan komponen tambahan paku, gantungan, cermin, lem menuju ke meja perakitan, kemudian cat menuju  ke meja pengacatan dan kardus menuju ke meja pengemasan.            Perhitungan biaya penanganan material dimulai dengan menentukan biaya penanganan material per meter dari alat angkut yang digunakan. Biaya penanganan material per meter untuk setiap jenis alat angkut memiliki nilai yang berbeda. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan spesifikasi dari masing-masing alat yang menyebabkan berbedanya biaya operasi dan perawatan yang dibutuhkan selama penggunaan alat angkut tersebut.